Tren Remote Working atau Work From Home menjadi semakin populer sejak masa pandemi Covid-19 dimana mobilitas orang-orang sangat terbatas. Bahkan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zoom bersama Reworked INSIGHTS, sebanyak 83% karyawan di wilayah Asia-Pasifik merasa lebih produktif ketika bekerja secara remote. Tren ini memungkinkan terciptanya Virtual Team yang anggotanya tersebar di berbagai wilayah dan mempunyai fleksibilitas kerja yang cukup tinggi.
Namun, di balik berbagai keuntungan yang didapatkan dari remote working dan virtual team, ada beberapa tantangan yang dapat mengganggu produktivitas dan hasil kerja tim, seperti:
1. masalah komunikasi
Kesalahpahaman dan kurang jelasnya instruksi sering terjadi ketika berkomunikasi secara online. Ini biasanya disebabkan karena perbedaan budaya, kurangnya isyarat non-verbal, masalah jaringan, dan masalah komunikasi lainnya.
2. kepercayaan antar tim
Membangun rasa percaya dan hubungan yang solid antar tim secara virtual lebih susah dibandingkan jika berinteraksi tatap muka. Isyarat nonverbal yang sering menjadi kunci dalam membangun kepercayaan, seperti ekspresi wajah dan bahasa tubuh, tidak dapat sepenuhnya ditangkap ketika berinteraksi secara online.
3. kurangnya interaksi
Kurangnya interaksi antar anggota tim bisa mempengaruhi kinerja. Ketika anggota tim tidak saling mengenal dan membangun hubungan yang baik, kolaborasi menjadi lebih sulit sehingga dapat menyebabkan miskomunikasi, hingga kesulitan dalam menyelesaikan masalah bersama.
4. produktivitas
Distraksi yang muncul di lingkungan kerja yang kurang kondusif, seperti rumah atau tempat umum, akan mempengaruhi produktivitas. Suara bising, notifikasi dari perangkat lain, atau anggota keluarga yang membutuhkan perhatian dapat mengalihkan fokus dari tugas yang sedang dikerjakan.
5. teknologi
Virtual Team sangat bergantung pada teknologi, yang mana jika tidak dikelola dengan baik malah akan menjadi hambatan. Bekerja jarak jauh membuat tim rentan terhadap berbagai masalah teknis yang dapat mengganggu produktivitas dan efisiensi tim.
strategi untuk menciptakan virtual team yang kuat dan produktif
Masih banyak tantangan lainnya yang dihadapi ketika memiliki virtual team, bahkan setiap perusahaan bisa menghadapi tantangan yang berbeda. Untuk dapat menghadapinya, ada beberapa strategi untuk menciptakan virtual team yang kuat dan produktif, yaitu:
1. komunikasi yang efektif
Komunikasi adalah kunci utama dalam keberhasilan virtual team. Untuk memastikan komunikasi berjalan lancar, perlu adanya komunikasi yang jelas, jadwal rapat yang teratur, serta penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Dengan komunikasi yang efektif, miskomunikasi dapat diminimalisir dan setiap anggota tim dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
2. memanfaatkan teknologi
Penggunaan alat-alat kolaborasi seperti platform komunikasi, project magement, dan cloud storage dapat memudahkan anggota tim dalam bekerja sama dan berbagi informasi. Namun, penting untuk memilih alat yang tepat dan melatih anggota tim agar dapat menggunakannya secara efektif.
3. membangun kepercayaan
Kepercayaan adalah fondasi dari setiap tim yang solid. Untuk membangunnya, diperlukan transparansi dalam komunikasi, pengakuan atas kontribusi setiap anggota, dan kegiatan-kegiatan yang dapat mempererat hubungan antar anggota tim. Dengan adanya kepercayaan, anggota tim akan merasa lebih nyaman untuk bekerja sama dan saling mendukung.
4. memaksimalkan interaksi sosial
Meskipun bekerja secara virtual, interaksi sosial tetap penting untuk menjaga semangat dan motivasi tim. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi interaksi sosial, seperti mengadakan meeting online yang informal, kegiatan tim-building online maupun offline, atau bahkan sekadar obrolan ringan di luar jam kerja.
5. pengukuran kinerja yang jelas
Untuk memastikan setiap anggota tim memberikan kontribusi yang optimal, perlu adanya pengukuran kinerja yang jelas dan objektif. Selain itu, ekspektasi terhadap setiap anggota tim juga harus disampaikan secara jelas agar tidak terjadi kesalahpahaman. Dengan adanya pengukuran kinerja dan ekspektasi yang jelas, anggota tim akan lebih termotivasi untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
6. memberikan support dan feedback
Memberikan support dan feedback yang konstruktif adalah hal yang sangat penting dalam membangun virtual team yang kuat. Dengan adanya support, anggota tim akan merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berkembang. Sementara itu, feedback yang konstruktif akan membantu anggota tim untuk memperbaiki kinerja mereka.
7. melakukan company outing with purpose
Baik secara online maupun offline, kegiatan ini dapat dirancang untuk melibatkan semua anggota tim dan memberikan dampak positif. Misalnya, tim dapat berkolaborasi dalam proyek sosial, seperti berdonasi, kegiatan bersih-bersih lingkungan, atau penanaman pohon. Dengan ini, anggota tim tidak hanya merasa lebih terhubung, tetapi juga merasa bangga menjadi bagian dari tim yang memberikan kontribusi positif bagi lingkungan masyarakat.
Meskipun virtual team menawarkan banyak peluang bagi organisasi untuk menjadi lebih fleksibel dan efisien, namun tantangan yang harus dihadapi dalam membangun virtual team memang tidak mudah. Dengan pendekatan yang tepat, tantangan tersebut dapat diubah menjadi peluang untuk tumbuh dan berkembang. Dengan menerapkan strategi-strategi yang telah dibahas, Kamu bisa menciptakan lingkungan kerja virtual yang positif dan produktif.
Kira-kira strategi mana nih yang menurut Kamu paling relevan dengan kondisi tim Kamu saat ini?
Jangan lupa share artikel ini untuk teman-teman kamu ya!